METODE MEMPELAJARI
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
I.
LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam
al-Qur’an banyak ditemukan gambaran yang membicarakan tentang manusia dan makna
filosofis dari penciptaan. Manusia merupakan makhluknya yang paling sempurna
dan sebaik-baik ciptaan yang dilengkapi dengan akal pikiran. Dalam hal ini,
Ibnu ‘Arobi misalnya melukiskan hakikat manusia dengan mengatakan bahwa, “tak
ada makhluk Allah yang lebih bagus daripada manusia, yang memiliki daya hidup,
mengetahui, berkehendak, berbicara, melihat, mendengar, berpikir, dan
memutuskan. Manusia adalah makhluk kosmis yang sangat penting, karena
dilengkapi dengan semua pembawaan dan syarat-syarat yang ditemukan bagi
mengembangkan tugas dan fungsinya sebagai makhluk Allah di muka bumi. Jadi,
memang benar kalau manusia adalah seorang yang sudah sepantasnya sebagai
pengajar dan yang diajar ilmu, diantaranya adalah Filsafat Pendidikan Islam.
Hampir seluruh
disiplin keilmuan dalam memberikan atau dalam proses belajar mengajarnya
menggunakan metode. Bagaimana suatu penyelidikan filsafat dilakukan dari sudut
pandang serta obyek material apa yang akan diselidiki, akan menentukan metode
yang apa yang dan cocok dipakai. Tepat dan tidaknya metode yang dipergunakan
akan menentukan keberhasilan penyelidikan kefilsafatan tersebut.
II.
RUMUSAN MASALAH
Dari uraian di
atas, kami dari pemakalah dapat menemukan beberapa permasalahan yang terkait dengan metode mempelajari
filsafat pendidikan islam, berbagai permasalahan tersebut antara lain:
1. Apa pengertian metode dalam filsafat
pendidikan Islam?
2. Bagaimana metode mempelajari filsafat
pendidikan Islam?
3. Bagaimana metode pengembangan filsafat
pendidikan Islam?
III. PEMBAHASAN
A.
Definisi Metode dalam Filsafat Pendidikan Islam
Secara literal
metode berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari dua kosa kata, yaitu meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan. Jadi metode
berarti jalan yang dilalui. Runes, sebagaimana dikutip oleh Mohammad Syam,
secara teknis menerangkan bahwa metode adalah :
1. Sesuatu prosedur yang dipakai untuk mencapai
suatu tujuan.
2. Sesuatu teknik mengetahui yang dipakai dalam
proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu materi tertentu.
3. Suatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari
suatu prosedur.[1]
Menurut Abudin
Nata metode dapat pula membawa arti sebagai cara untuk memahami, menggali, dan
mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman.[2]
Sementara itu
al-Syaibany, yang juga dikutip oleh Al-Rasyidin dan Syamsul Nizar dalam buku
Filsafat Pendidikan Islam menjelasakan bahwa metode pendidikan adalah segala
segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka
kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, ciri-ciri perkembangan
peserta didiknya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan membimbing peserta
didik untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang
dikehendaki pada tingkah laku mereka. Dari sudut pandang filosofis, metode adalah
merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.[3]
B.
Metode Mempelajari Filsafat Pendidikan Islam
Pengertian
filsafat dapat dilihat dari dua segi:
1. Dari segi praktis, filsafat merupakan
aktivitas pikir murni, atau kegiatan akal manusia untuk memahami secara
mendalam terhadap segala sesuatu.
2. Dari segi teoritis, maka filsafat merupakan
produk dari kegiatan berfikir murni. Jadi merupakan suatu wujud “ilmu’ sebagai
hasil pemikiran dan penyelidikan berfilsafat itu. [4]
Menurut
Jalaluddin dan Usman Said, yang juga dikutip oleh Abdul aziz dalam Buku
filsafat Pendidikan Islam, pada garis besarnya ada dua pendekatan pokok dalam
mempelajari Filsafat pendidikan Islam, yaitu :
1. Pendekatan terhadap Wahyu
Merupakan
pendekatan pokok dalam mengkaji konsep-konsep wahyu secara filosofis dan
analitis.
2. Pendekatan terhadap Sejarah
Adalah
pendekatan yang sejarah yang dilakukan melalui pengkajian hasil pemikiran
ulama’ (cendekiawan) Islam di masa silam.
Filsafat
Pendidikan Islam dalam memecahkan problem pendidikan Islam dapat menggunakan
metode-metode antara lain:
1. Metode Spekulasi dan Kontemplatif
Dalam sistem
filsafat Islam disebut tafakkur. Baik
kontemplatif maupun tafakkur adalah
berpikir secara mendalam dan dalam situasi yang tenang, sunyi, untuk
mendapatkan kebenaran tentang hakikat sesuatu yang dipikirkan. Maka, ia
berhubungan dengan hal-hal yang abstrak. Misalnya hakikat hidup menurut Islam,
hakikat Iman, sifat tuhan, taqdir, malaikat, dan sebagainya.
2. Pendekatan Normatif
Maksudnya adalah
mencari dan menetapkan aturan-aturan dalam kehidupan nyata dalam filsafat
islam, yang biasa disebut sebagai pendekatan syari’iyyah, yaitu mencari ketentuan dan menetapkan ketentuan
tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh menurut Syari’at Islam. Metode
ijtihad dalam fikih seperti Istihsan, maslahah mursalah, al-adah muhakamah,
adalah merupakan contoh-contoh metode normatif ini dalam sistem filsafat Islam.
3. Pendekatan Analisa Konsep
Pendekatan
analisa konsep disebut juga analisa bahasa. Yang menjadi bahan analisa adalah
nash-nash Al-Qur’an maupun hadits Nabi.
4. Pendekatan Historis
Pendekatan ini
dilakukan dengan cara mengambil pelajaran dari peristiwa dan kejadian masa
lalu. Penggunaan sunnah nabi SAW, sebagai sumber hokum dan penelitian
hadits-hadits yang menghasilkan pemisahan antara hadits palsu dan hadits shahih
pada hakikatnya merupakan contoh praktis dari penggunaan analisis historis
dalam Filsafat Pendidikan Islam.
5. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan
ilmiah merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari pola berpikir rasional,
empiris dan eksperimental yang telah berkembang pada masa jayanya filsafat
dalam Islam.[5]
6. Pendekatan Komprehensif dan Terpadu
Merupakan
pemahaman atau pendalaman yang terpadu antara sumber-sumber naqli, aqli, imani.
Pendekatan ini lebih mendekati pola berpikir yang empiris dan intuitif.[6]
Setelah menggunakan metode-metode tertentu, sebagaimana telah diterangkan
diatas, akan memperoleh sejumlah data yang diperlukan. Untuk selanjutnya
dianalisa dalam rangka memperoleh kesimpulan hasil penyelidikan pemikiran
pendidikan Islam.[7]
C.
Metode Pengembangan Filsafat pendidikan Islam
Sebagai sebuah
disiplin ilmu, filsafat pendidikan Islam sudah dipastikan memiliki metode
pengembangan dan pengkajiannya yang khas, karena metode inilah sesungguhnya
yang memberikan petunjui operasional dan teknis dalam mengemabangkan suatu
ilmu. Denagn menguasai metode baik secara teorits maupun praktis memungkinkan
seseorang tampil sebagai mujtahid atau pemikir dalam suatu bidang ilmu. Dengan
demikian, suatu ilmu akan terus berkembang.
Pengembangan filsafat pendidikan Islam biasanya memerlukan empat hal.
Pertama, bahan-bahan
yang akan digunakan dalam pengembangan filsafat pendidikan.Dalam hal ini dapat
berupa bahan tertulis, yaitu al-Quran dan Hadits yang disertai pendapat para
ulama serta para filosof dan lainnya,
dan bahan yang akan diambil dari pengalaman empirik dalam praktek kependidikan.
Kedua, metode
pencarian bahan. Untuk mencari bahan-bahan yang bersifat tertulis dapat
dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang masing-masing prosedurnya telah diatur
sedemikian rupa. Namun demikian, khusus dalam menggunakan al-Quran dan Hadits
dapat digunakan jasa Ensiklopedi
al-Quran semacam Mu’jam al-Mufahras li
al-fazh al-Quran al- Karim karangan
Muhammad Fuad Abd Baqi dan Mu’jam
al-muhfars li al-fazh al-Hadist karangan Weinsink.
Ketiga, metode
pembahasan. Untuk ini, Muzayyin Arifin yang dikutip oleh Abudin Nata dalam buku
Filsafat Pendidikan Islam, mengajukan alternatif metode yang berdasarkan
pendekatan rasional dan logis
terhadap sasaran pemikiran secara induktif, deduktif, dan analisa ilmiah.
Keempat, pendekatan.
Dalam hubungannya dengan pembahasan tersebut di atas harus pula dijelaskan
pendekatan yang akan digunakan untuk membahas persoalan tersebut. Pendekatan
ini biasanya diperlukan dalam analisa, dan berhubungan dengan teori-teori
keilmuan tertentu yang akan dipilih untuk menjelaskan fenomena tertentu pula.
Dalam hubungan ini, pendekatan lebih merupakan pisau yang akan digunakan dalam
analisa. Ia semacam paradigma (cara pandang) yang akan digunakan untuk
menjelaskan suatu fenomena.[8]
Bahan-bahan rujukan yang berhubungan dengan
filsafat pendidikan Islam pada umumnya memang jarang menjelaskan tentang metode
pengembangan filsafat pendidikan islam. Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany
dalam bukunya, Falsafah Pendidikan
Islam, tidak membicarakan metode tersebut. Dalam
hubungan ini ia hanya menyingggung sumber-sumber bagi penyusunan filsafat
pendididkan islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits.[9]
IV. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
beberapa uraian di atas, kami sebagai pemakalah dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
- Dari sudut pandang filosofis, metode adalah merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
- Dalam memepelajari filsafat pendidikan Islam itu ada beberapa pendekatan yaitu:
a. Metode spekulatif dan kontemplatif
b. Pendekatan normatif
c. Pendekatan analisa konsep
d. Pendekatan historis
e. Pendekatan ilmiah
f.
Pendekatan
komprehensif dan terpadu.
- Dalam pengembangan filsafat pendidikan islam ada empat metode yang di gunakan anatara lain:
a. Bahan-bahan yang akan digunakan untuk
pengembangan filsafat pendidikan
b. metode pencarian bahan
c. metode pembahasan
d. pendekatan.
B.
Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan. Kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca, yang
nantinya untuk perbaikan pada makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pemakalah khususnya dan bagi para pembaca yang budiman pada
umumnya, Aamin..
DAFTAR PUSTAKA
Al-Rasyidin, Samsul
Nizar, Filsafat Pendidikan Islam :
Pendekatan Historis, Teoritis dan
Praktis, PT. Ciputat Press, Ciputat, 2005.
As-Said, Muhammad, Filsafat Pendidikan Islam, Mitra
pustaka, Yogyakarta, 2011.
Aziz, Abdul, Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Gagasan
Membangun Pendidikan Islam, TERAS, Yogyakarta,
2009.
Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, Logos Wacana
Ilmu, Jakarta,
1997.
[1]
Al-Rasyidin, Samsul Nizar, Filsafat
Pendidikan Islam : Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, PT. Ciputat Press, Ciputat,
2005, hlm. 65-66.
[2]
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam,
Logos Wacana Ilmu, Jakarta,
1997, hlm. 92.
[3]
Al-Rasyidin, Samsul Nizar, Op. Cit, hlm. 66-67.
[4]
Muhammad as-Said, Filsafat Pendidikan
Islam, Mitra pustaka, Yogyakarta, 2011, hlm.
3..
[5]
Abdul Aziz, Filsafat Pendidikan Islam:
Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam, TERAS, Yogyakarta,
2009, hlm.20-22.
[6]
Muhammad as-Said, Op. Cit, hlm.15.
[7]
Abdul Aziz, Op. Cit, hlm. 22.
[8]
Abudin Nata, Op. Cit, hlm. 21-23.
[9] Ibid,
hlm. 20.